☆ Essay tentang diri sendiri



Menggambar sudah seperti soulmate bagi saya.

 

Oleh: Anida Khairiyyah

 

   Nama saya Anida Khairiyyah, lahir pada tanggal 9 Maret 2006. Minat saya dalam seni menggambar sudah muncul sejak masa kecil. Ketika masih kecil, saya sering mengikuti ibu saya ke pengajian. Untuk menghindari kegelisahan saya, ibu memberi saya selembar kertas dan sebuah pulpen, membiarkan saya berkreasi dengan imajinasi saya sendiri. Meskipun hanya sekadar coretan asal layaknya anak kecil, dari situlah saya mulai merasakan ketertarikan dalam seni menggambar.

 
  Pada masa Taman Kanak-kanak, saya mulai mencoba mengikuti lomba mewarnai. Meskipun tidak menjadi pemenang, saya tetap mengikutinya dengan antusiasme. Berbagai buku mewarnai yang saya punya, saya manfaatkan untuk menggambar di lembar yang kosong pada buku tersebut, walaupun gambaran saya masih berantakan, namun tidak mengapa, karena itu adalah bagian dari proses menggambar saya.
 

  Ketika saya memasuki bangku Sekolah Dasar, saya aktif mencorat-coret di buku tulis dan hampir menghabiskan satu buku penuh dengan coretan saya yang menggunakan pulpen. Hal itu membuat saya mempunyai koleksi banyak buku tulis yang isinya bukan tulisan, melainkan gambaran. Di jenjang ini saya menunjukkan bakat menggambar dan mewarnai melalui pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di sekolah. Saya sangat senang ketika guru meminta karya saya setelah melihat hasil karya gambar saya.
 
  Beranjak ke jenjang berikutnya, yaitu Sekolah Menengah Pertama. Disini, perkembangan saya tidak begitu pesat, dikarenakan saya masih menggambar dengan sesuka hati saya tanpa memperdulikan anatomi atau proporsi gambar. Saya sempat mencoba hal baru seperti membuat komik singkat tentang Covid-19, menggunakan cat air untuk pertama kali, dan hal baru lainnya. Di jenjang ini saya belum serius ingin meningkatkan kemampuan menggambar saya.
 
  Sampai akhirnya, saya duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, saya mulai serius untuk mengembangkan bakat menggambar saya dengan mempelajari anatomi tubuh, membuat sketsa, mewarnai, mencoba Seni Digital, bahkan melatih diri dengan membuat satu gambar tiap hari, walau sekadar coretan tidak jelas, hal itu memengaruhi dalam perkembangan menggambar saya. Dari situ, kemampuan saya berkembang pesat, sehingga saya bisa menggambar dengan mudah apa pun yang saya inginkan. Meskipun akhir-akhir ini sudah jarang membuat satu gambar setiap hari, kemampuan menggambar saya tidak hilang begitu saja.
 
   Namun, seiring berjalannya waktu, ketika saya memasuki fase akhir sebagai siswi Sekolah Menengah Atas, saya justru tidak memilih bidang seni untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu kuliah. Saya beranggapan bahwa saya mungkin akan menghadapi kesulitan atau tidak akan menemukan ketenangan dalam menggambar, sehingga membuat saya berpikir bahwa bakat saya bisa menjadi beban dan bukan minat saya. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk tidak memilih bidang seni sebagai jurusan kuliah saya nanti. Meskipun begitu, saya masih ingin terus menggambar sebagai ekspresi bakat atau mengisi waktu luang.
 
   Untuk masa yang akan datang, saya ingin bakat saya terus berkembang, menjadikan saya bercita-cita menjadi seorang seniman di antara banyak cita-cita yang saya inginkan. Impian saya termasuk membuka art gallery milik sendiri, melukis di luar ruangan, menggambar atau melukis di kanvas besar, dan lain-lain. Saya ingin menemukan kedamaian dan ketenangan ketika saya menggambar. Begitulah kisah hidup saya mengenai menggambar yang sudah dianggap sebagai soulmate bagi saya.

anida Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.